Wednesday, May 15, 2013

Telur Janin Bebek, Berani Coba?




Telur janin bebek atau biasa disebut balut adalah camilan, makanan pembuka, dan teman minum bir yang sangat populer. Isinya lebih keras dari telur rebus biasa, dengan janin bebek yang sudah setengah terbentuk di dalamnya. Mungkin ada tanda-tanda bulu yang mulai muncul, tapi akan hancur di dalam mulut. Cara memakannya: pecahkan bagian atasnya, sisip cairannya, lalu sendok isinya. Bumbu yang populer adalah lemon dan merica hitam, rempah-rempah segar, acar sayuran, bawang putih mentah atau cabai hijau.

Pembuatan balut relatif mudah; masukkan telur-telur bebek yang dibuahi ke dalam mesin penetas bersuhu 38-40oC, kelembaban udara 80% selama 15-18 hari. Tapi ingat, jangan kebablasan. Menjelang hari ke-30 bukan balut yang didapat, tapi anak itik.


So, berani coba?

Basashi, Camilan Sehat Dari Jepang




Basashi berasal dari bahasa jepang yang berarti daging kuda. Daging kuda maksudnya ialah daging yang dihasilkan dari kuda yang disembelih. Daging kuda rasanya agak manis, empuk, rendah lemak, dan berprotein tinggi. Mirip dengan daging sapi dan daging babi, daging kuda dianggap tabu dalam banyak kebudayaan.


Daging kuda mentah memang favorit orang Jepang. Mereka menyebutnya dengan nama “Basashi”. Di berbagai belahan dunia, memakan daging kuda juga menjadi isu kontroversial. Ada beberapa negara yang tidak mengkonsumsi daging kuda, seperti Inggris. Bahkan di beberapa negara Islam Maghribi, daging kuda hampir tidak pernah dimakan. Hal ini juga terkait dengan fungsi kuda sebagai sahabat manusia dan alat transportasi andalan Di Jepang, basashi menjadi makanan khas beberapa daerah, terutama di Tohoku, Kumamoto, Nagano, dan Oita. Di kota Tokyo, sashimi kuda juga mudah didapatkan. Beberapa izakaya (pub tradisional Jepang), biasanya menyediakan sashimi kuda sebagai salah satu camilan. Di daerah Ebisu, ada satu restoran yang mengkhususkan diri pada daging kuda. Mulai dari steak kuda, yakiniku kuda, hingga sashimi kuda, tersedia di sana.

Sate Buaya, Patut Dicoba!




Sate buaya memang masih terdengar asing di telinga kita. Tapi ternyata udah banyak lho restoran yang menjajakan sate buaya sebagai menu utama mereka. Memang untuk menemukan restoran yang menjajakan menu sate buaya tidak semudah sate ayam atau kambing, namun ada salah satu restoran buaya yang terletak di dekat penangkaran buaya di Teritip, dekat kota Balikpapan.


Untuk membuat sate buaya, prosesnya tidaklah jauh berbeda dengan sate ayam atau kambing. Pertama, potongan daging buaya diolesi dengan air perasan jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis. Setelah bau amis hilang, daging buaya tersebut dibaluri dengan bumbu khusus sate buaya.


Bedanya dengan sate ayam atau kambing, bumbu dari sate buaya ini jauh lebih banyak ragamnya, seperti bawang putih&merah, laos, ketumbar, jahe, garam, kecap, dan penyedap rasa. Daging buaya itu lalu diaduk di campuran bumbu-bumbu tersebut agar bisa meresap dengan baik. Saat proses pembakaran, sate buaya ini mengeluarkan aroma yang khas.